PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
IMPLIKASI
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
(Diajukan
guna memenuhi tugas Akhir mata kuliah Perkembangan Peserta Didik)
Disusun
oleh :
I MADE PUJA LAKSANA
100210302002
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
A) IMPLIKASI KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK
USIA SEKOLAH MENENGAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Ø Karakteristik Perkembangan Fisik dan
Perilaku Psikomotorik
Berikut
ini adalah karakteristik perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik menurut
Hunkins (1980), :
Secara fisik:
umumnya individu telah
mempunyai kematangan yang lengkap;
individu-individu ini kian
menyerupai orang dewasa: tulang-tulang tumbuh kian lengkap, dan sosoknya kian
tinggi; serta
meningkatnya energi gerak pada
setiap individu.
Secara mental:
individu dilanda kerisauan untuk menemukan jati diri dan tujuan hidup
mereka;
keadaan mental remaja itu terus
berlanjut dan untuk berusaha keras untuk menjadi mandiri;
dalam melepaskan ketergantungan
dari orang dewasa, pelbagai individu ini kerap memperlihatkan perubahan mood yang ekstrem, dari yang kooperatif
hingga yang suka memberontak;
kendali untuk dapat diterima
lingkungan masih kuat, dan individu-individu itu sangat memperhatikan
popularitas, terutama bagi kalangan yang berbeda kelamin; serta
berbagai
individu kerap mengalami beberapa masalah
dengan membuat penilaian sendiri.
Perkembangan psikomotorik saat pada masa remaja menunjukan
gerakan-gerakan yang canggung dan kurang terkoordinasikan. Pada masa ini
terjadi perbedaan perkembangan psikomotor antara perkembangan remaja putrid dan
remaja putra. Perbedaan proporsi laju pertumbuhan antara berat badan dengan
tinggi .
Ø Karakteristik
Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif
Pada masa remaja awal
ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang pesat. Namun ketika, si
remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan intelektual,
terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya
tidak akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal
merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun
dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si
remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era
globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting
untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya
hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan
sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya.
Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek
emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.
Ø Karakteristik Perilaku
Sosial, Moralitas dan Keagamaan
Masa remaja disebut pula
sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya
keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer
group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan
dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja
dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan
merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja
tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan
orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini
disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya
keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan
ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia
masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan
pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa
remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan khusus
dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan
penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga
ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma
yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik
nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.
Ø Karakteristik Perilaku
Afektif, Konatif dan Kepribadian
Masa remaja disebut juga masa untuk
menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak
dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau
identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan
mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan
terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang
sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum
terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun
sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru
dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian
seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.
Ø Penyelenggaraan Pendidikan
Bagi Anak Usia Sekolah Menengah
kurikulum
yang terjadi di Indonesia selama ini menunjukkan bahwa pada akhirnya persoalan terbesar terletak
pada pelaksana-annya. Tataran implementasi kerap terseok-seok ketika dihadapkan
pada cermin kurikulum sebagai sebuah rencana atau dokumen. Diskrepansi
pengejawan-tahan kurikulum merentang dari kadar yang sangat rendah dalam bentuk
adopsi kurikulum yang superfisial dan parsial, hingga kadar yang sangat tinggi
dalam bentuk adopsi esensi yang komprehensif. Tentu saja tak ada faktor tunggal
yang mengakibatkan terjadinya keadaan seperti itu. Banyak faktor yang
berkontribusi, yang satu sama lain saling berkelindan.
SATUAN
PENDIDIKAN DI TINGKAT PENDIDIKAN USIA MENENGAH :
Ø rumpun
smp yang terdiri atas :
Ø SLTP
Ø MTS
Ø SMP
KECIL
Ø SMP
TERBUKA
Ø rumpun
smp luar biasa yang terdiri atas :
Ø SEKOLAH
LUAR BIASA
Ø SLTP
TERPADU
Ø rumpun
pendidikan luar sekolah yang terdiri atas :
Ø paket
b
Ø ujian
persamaan smp
Ø pondok
pesantren
pada jenjang pendidikan menengah
jenis sekolah dibedakan menjadi Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dan Madarasah Aliyah. Sedangkan pada jalur pendidikan luar
sekolah adalah pondok pesantren.
B) IMPLIKASI KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN ORANG DEWASA TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Ø Karakteristik perkembangan
fisik orang dewasa
Perkembangan fisik pada masa dewasa tinggi orang maksimal
naik sekitar 2-3 cm kecuali dengan latihan-latihan luar biasa. Pertambahan
berat badan terjadi pada orng dewasa karena faktor bawaan.
Usia dewasa muda merupakan usia secara fisik sangat sehat,
kuat dengan cekatan dengan tenaga yang cukup besar tetapi sangat dipengaruhi
dengan kemampuan ekonomi kebiasaan hidup serta pemeliharaan kesehatan,
kemampuan ekonomi yang rendah makanan kurang sehat dan tidak bergiji kebiasaan
makan tidak teratur merokok minuman keras, narkoba menurunkan kondisi kesehatan
menimbulkan penyakit mengancam kehidupan.
Ø Karakteristik
perkembangan intelektual orang dewasa
Kemampuan
intelektual catel dan horn kecerdasan dapat dibedakan menjadi 2
yaitu : a.
Proses memahami hubungan , pembentukan konsep-konsep, nalar dan
abstrak,
yang tidak dapat mempengaruhi pendidikan dan kebudayaan
b. Penguasaan kecakapan yang khusus dipelajari
Tahap pemerolehan berlangsung pada anak dan remaja.
1. Anak remaja telah menguasaai keterampalan.
Tahap pemerolehan berlangsung pada anak dan remaja.
1. Anak remaja telah menguasaai keterampalan.
2. Tahap penguasaan
3. Tahap
tanggung jawab
4. Tahap
eksekutif
Tahap
Reintegrasi
Ø
Karakteristik perkembangan moral orang dewasa
Ada tiga tingkatan perkembangan moral (menurut Kohl berg )
yaitu: tahap pra konveksi, konveksi dan pasca konveksi telah dicapai pada usia
adolesen
Menurut Giligan tahap-tahap perkembangan pada wanita dewasa :
Tahap 1. Orientasi terhadap keberadan diri.
Tahap 2. Kebaikan sebagai pengorbanan diri.
Tahap 3. Moralitas tidak berbuat kekerasan.
Menurut Giligan tahap-tahap perkembangan pada wanita dewasa :
Tahap 1. Orientasi terhadap keberadan diri.
Tahap 2. Kebaikan sebagai pengorbanan diri.
Tahap 3. Moralitas tidak berbuat kekerasan.
Ø Metode
pembelajaran bagi orang dewasa
Dalam
pembelajaran orang dewasa banyak metode yang diterapkan. Untuk memberhasilkan
pembelajaran semacam ini, apapun metode yang diterapkan seharusnya
mempertimbangkan faktor sarana dan prasarana yang tersedia untuk mencapai
tujuan akhir pembelajaran, yakni agar peserta dapat memiliki suatu pengalaman
belajar yang bermutu. Merupakan suatu kekeliruan besar bilamana dalam hal ini,
pembimbing secara kurang wajar menetapkan pemanfaatan metode hanya karena
faktor pertimbangannya sendiri yakni menggunakan metode yang dianggapnya paling
mudah, atau hanya disebabkan karena keinginannya dikagumi oleh peserta di kelas
itu ataupun mungkin ada kecenderungannya hanya menguasai satu metode tertentu
saja.
Penetapan pemilihan metode seharusnya guru mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini mengacu pada garis besar program pengajaran yang dibagi dalam dua jenis:
Penetapan pemilihan metode seharusnya guru mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini mengacu pada garis besar program pengajaran yang dibagi dalam dua jenis:
1) Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi
pengalaman baru dengan memmedomani masa lampau yang pernah dialami, misalnya
dengan latihan keterampilan, melalui tanya jawab, wawancara, konsultasi,
latihan kepekaan, dan lain-lain, sehingga mampu memberi wawasan baru pada
masing-masing individu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah diketahuinya.
2) Proses pembelajaran yang
dirancang untuk tujuan meningkatkan transfer pengetahuan baru, pengalaman baru,
keterampilan baru, untuk mendorong masing-masing individu orang dewasa dapat
meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang diinginkannya, apa yang menjadi
kebutuhannya, keterampilan yang diperlukannya, misalnya belajar menggunakan
program komputer yang dibutuhkan di tempat ia bekerja.
Sejalan dengan itu, orang dewasa belajar lebih efektif
apabila ia dapat mendengarkan dan berbicara. Lebih baik lagi kalau di samping
itu ia dapat melihat pula, dan makin efektif lagi kalau dapat juga mengerjakan.
Fungsi bicara hanya sedikit terjadi pada waktu tanya jawab. Untuk metode diskusi bicara dan mendengarkan adalah seimbang. Dalam pendidikan dengan cara demonstrasi, peserta sekaligus mendengar, melihat dan berbicara. Pada saat latihan praktis peserta dapat mendengar, berbicara, melihal dan mengerjakan sekaligus, sehingga dapat diperkirakan akan menjadi paling efektif,
Fungsi bicara hanya sedikit terjadi pada waktu tanya jawab. Untuk metode diskusi bicara dan mendengarkan adalah seimbang. Dalam pendidikan dengan cara demonstrasi, peserta sekaligus mendengar, melihat dan berbicara. Pada saat latihan praktis peserta dapat mendengar, berbicara, melihal dan mengerjakan sekaligus, sehingga dapat diperkirakan akan menjadi paling efektif,
Ø Penyelenggaraan
pendidikan bagi orang dewasa
Menciptakan suatu
struktur untuk perencanaan bersama. Secara ideal struktur semacam ini
seharusrwa melibatkan semua pihak yang akan terkenai kegiatan pendidikan yang
direncanakan, yaitu termasuk para peserta kegiatan belajar atau siswa, guru
atau fasilitator, wakil-wakil lembaga dan masyarakat.
A ) Menciptakan iklim belajar yang mendukung untuk orang dewasa belajar.
Adalah sangat penting menciptakan iklim kerjasama yang menghargai antara guru
dan siswa. Suatu iklim belajar orang dewasa dapat dikembangkan dengan
pengaturan lingkungan phisik yang memberikan kenyamanan dan interaksi yang
mudah, misalnya mengatur kursi atau meja secara melingkar, bukan
berbaris-berbaris ke helakang. Guru lebih bersifat membantu bukan
menghakimi.
B ) Diagnosa sendiri kebutuhan belajamya. Diagnosa kebutuhari harus
melibatkan semua pihak, dan hasilnya adalah kehutuhan bersama.
C ) Formulasi tujuan. Agar secara operasional dapat dikerjakan maka
perumusan tujuan itu hendaknya dikerjakan bersama-sama dalam deskripsi tingkah
laku yang akan dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut diatas.
D ) Mengembangkan model umum. ini merupakan aspek seni dan perencanaan
program, dimana harus disusun secara harmonis kegiaan belajar dengan membuat
kelompok-kelompok belajar baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
E ) Perencanaan evaluasi. Seperi
halnya dalam diagnosa kebutuhan, dalam evaluasi harus sejalan dengan
prinsip-prinsip orang dewasa, yaitu sebagai pribadi dan dapat mengarahkan diri
sendiri. Maka evaluasi lebih bersifat evaluasi sendiri atau evaluasi hersama.
Casino - Mapyro
BalasHapusFind all 전라남도 출장안마 Casinos 하남 출장마사지 and Slots in Casino. 경주 출장샵 View real-time reviews, list of casinos 군포 출장마사지 and see activity. Interactive Elements — What is the casino and what can 창원 출장마사지 I