Kamis, 31 Mei 2012
















PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
IMPLIKASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
                                                                                                        

(Diajukan guna memenuhi tugas Akhir mata kuliah Perkembangan Peserta Didik)




Disusun oleh :
 I MADE PUJA LAKSANA
100210302002


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011





A)    IMPLIKASI KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Ø  Karakteristik Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik
Berikut ini adalah karakteristik perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik menurut Hunkins (1980), :
Secara fisik:
umumnya individu telah mempunyai kematangan yang lengkap;
individu-individu ini kian menyerupai orang dewasa: tulang-tulang tumbuh kian lengkap, dan sosoknya kian tinggi; serta
meningkatnya energi gerak pada setiap individu.
Secara mental:
individu dilanda kerisauan  untuk menemukan jati diri dan tujuan hidup mereka;
keadaan mental remaja itu terus berlanjut dan untuk berusaha keras untuk menjadi mandiri;
dalam melepaskan ketergantungan dari orang dewasa, pelbagai individu ini kerap memperlihatkan perubahan mood yang ekstrem, dari yang kooperatif hingga yang suka memberontak;
kendali untuk dapat diterima lingkungan masih kuat, dan individu-individu itu sangat memperhatikan popularitas, terutama bagi kalangan yang berbeda kelamin; serta
berbagai individu kerap mengalami beberapa masalah  dengan membuat penilaian sendiri.

Perkembangan psikomotorik saat pada masa remaja menunjukan gerakan-gerakan yang canggung dan kurang terkoordinasikan. Pada masa ini terjadi perbedaan perkembangan psikomotor antara perkembangan remaja putrid dan remaja putra. Perbedaan proporsi laju pertumbuhan antara berat badan dengan tinggi .
Ø  Karakteristik Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif
Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang pesat. Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan intelektual, terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya tidak akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.
Ø  Karakteristik Perilaku Sosial, Moralitas dan Keagamaan
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.
Ø  Karakteristik Perilaku Afektif, Konatif dan Kepribadian
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.
Ø  Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Menengah
kurikulum yang terjadi di Indonesia selama ini menunjukkan bahwa  pada akhirnya persoalan terbesar terletak pada pelaksana-annya. Tataran implementasi kerap terseok-seok ketika dihadapkan pada cermin kurikulum sebagai sebuah rencana atau dokumen. Diskrepansi pengejawan-tahan kurikulum merentang dari kadar yang sangat rendah dalam bentuk adopsi kurikulum yang superfisial dan parsial, hingga kadar yang sangat tinggi dalam bentuk adopsi esensi yang komprehensif. Tentu saja tak ada faktor tunggal yang mengakibatkan terjadinya keadaan seperti itu. Banyak faktor yang berkontribusi, yang satu sama lain saling berkelindan.

SATUAN PENDIDIKAN DI TINGKAT PENDIDIKAN USIA MENENGAH :
Ø  rumpun smp yang terdiri atas :
Ø  SLTP
Ø  MTS
Ø  SMP KECIL
Ø  SMP TERBUKA
Ø  rumpun smp luar biasa yang terdiri atas :
Ø  SEKOLAH LUAR BIASA
Ø  SLTP TERPADU

Ø  rumpun pendidikan luar sekolah yang terdiri atas :
Ø  paket b
Ø  ujian persamaan smp
Ø  pondok pesantren

            pada jenjang pendidikan menengah jenis sekolah dibedakan menjadi Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madarasah Aliyah. Sedangkan pada jalur pendidikan luar sekolah adalah pondok pesantren.

B) IMPLIKASI KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DEWASA TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Ø  Karakteristik perkembangan fisik orang dewasa
Perkembangan fisik pada masa dewasa tinggi orang maksimal naik sekitar 2-3 cm kecuali dengan latihan-latihan luar biasa. Pertambahan berat badan terjadi pada orng dewasa karena faktor bawaan.
Usia dewasa muda merupakan usia secara fisik sangat sehat, kuat dengan cekatan dengan tenaga yang cukup besar tetapi sangat dipengaruhi dengan kemampuan ekonomi kebiasaan hidup serta pemeliharaan kesehatan, kemampuan ekonomi yang rendah makanan kurang sehat dan tidak bergiji kebiasaan makan tidak teratur merokok minuman keras, narkoba menurunkan kondisi kesehatan menimbulkan penyakit mengancam kehidupan.
Ø  Karakteristik perkembangan intelektual orang dewasa
Kemampuan intelektual catel dan horn kecerdasan dapat dibedakan menjadi 2
yaitu : a. Proses memahami hubungan , pembentukan konsep-konsep, nalar dan
abstrak, yang tidak dapat mempengaruhi pendidikan dan kebudayaan
b. Penguasaan kecakapan yang khusus dipelajari
Tahap pemerolehan berlangsung pada anak dan remaja.
1. Anak remaja telah menguasaai keterampalan.
2. Tahap penguasaan
3. Tahap tanggung jawab
4. Tahap eksekutif
Tahap Reintegrasi

Ø  Karakteristik perkembangan moral orang dewasa
Ada tiga tingkatan perkembangan moral (menurut Kohl berg ) yaitu: tahap pra konveksi, konveksi dan pasca konveksi telah dicapai pada usia adolesen
Menurut Giligan tahap-tahap perkembangan pada wanita dewasa :
Tahap 1. Orientasi terhadap keberadan diri.
Tahap 2. Kebaikan sebagai pengorbanan diri.
Tahap 3. Moralitas tidak berbuat kekerasan.

Ø  Metode pembelajaran bagi orang dewasa
Dalam pembelajaran orang dewasa banyak metode yang diterapkan. Untuk memberhasilkan pembelajaran semacam ini, apapun metode yang diterapkan seharusnya mempertimbangkan faktor sarana dan prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran, yakni agar peserta dapat memiliki suatu pengalaman belajar yang bermutu. Merupakan suatu kekeliruan besar bilamana dalam hal ini, pembimbing secara kurang wajar menetapkan pemanfaatan metode hanya karena faktor pertimbangannya sendiri yakni menggunakan metode yang dianggapnya paling mudah, atau hanya disebabkan karena keinginannya dikagumi oleh peserta di kelas itu ataupun mungkin ada kecenderungannya hanya menguasai satu metode tertentu saja.
Penetapan pemilihan metode seharusnya guru mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini mengacu pada garis besar program pengajaran yang dibagi dalam dua jenis:
1) Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi pengalaman baru dengan memmedomani masa lampau yang pernah dialami, misalnya dengan latihan keterampilan, melalui tanya jawab, wawancara, konsultasi, latihan kepekaan, dan lain-lain, sehingga mampu memberi wawasan baru pada masing-masing individu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah diketahuinya.
2) Proses pembelajaran yang dirancang untuk tujuan meningkatkan transfer pengetahuan baru, pengalaman baru, keterampilan baru, untuk mendorong masing-masing individu orang dewasa dapat meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya, keterampilan yang diperlukannya, misalnya belajar menggunakan program komputer yang dibutuhkan di tempat ia bekerja.
Sejalan dengan itu, orang dewasa belajar lebih efektif apabila ia dapat mendengarkan dan berbicara. Lebih baik lagi kalau di samping itu ia dapat melihat pula, dan makin efektif lagi kalau dapat juga mengerjakan.
Fungsi bicara hanya sedikit terjadi pada waktu tanya jawab. Untuk metode diskusi bicara dan mendengarkan adalah seimbang. Dalam pendidikan dengan cara demonstrasi, peserta sekaligus mendengar, melihat dan berbicara. Pada saat latihan praktis peserta dapat mendengar, berbicara, melihal dan mengerjakan sekaligus, sehingga dapat diperkirakan akan menjadi paling efektif,

Ø  Penyelenggaraan pendidikan bagi orang dewasa
Menciptakan suatu struktur untuk perencanaan bersama. Secara ideal struktur semacam ini seharusrwa melibatkan semua pihak yang akan terkenai kegiatan pendidikan yang direncanakan, yaitu termasuk para peserta kegiatan belajar atau siswa, guru atau fasilitator, wakil-wakil lembaga dan masyarakat
A ) Menciptakan iklim belajar yang mendukung untuk orang dewasa belajar. Adalah sangat penting menciptakan iklim kerjasama yang menghargai antara guru dan siswa. Suatu iklim belajar orang dewasa dapat dikembangkan dengan pengaturan lingkungan phisik yang memberikan kenyamanan dan interaksi yang mudah, misalnya mengatur kursi atau meja secara melingkar, bukan berbaris-berbaris ke helakang. Guru lebih bersifat membantu bukan menghakimi. 
B ) Diagnosa sendiri kebutuhan belajamya. Diagnosa kebutuhari harus melibatkan semua pihak, dan hasilnya adalah kehutuhan bersama.
C ) Formulasi tujuan. Agar secara operasional dapat dikerjakan maka perumusan tujuan itu hendaknya dikerjakan bersama-sama dalam deskripsi tingkah laku yang akan dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut diatas.
D ) Mengembangkan model umum. ini merupakan aspek seni dan perencanaan program, dimana harus disusun secara harmonis kegiaan belajar dengan membuat kelompok-kelompok belajar baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
E ) Perencanaan evaluasi. Seperi halnya dalam diagnosa kebutuhan, dalam evaluasi harus sejalan dengan prinsip-prinsip orang dewasa, yaitu sebagai pribadi dan dapat mengarahkan diri sendiri. Maka evaluasi lebih bersifat evaluasi sendiri atau evaluasi hersama.





1 komentar:

  1. Casino - Mapyro
    Find all 전라남도 출장안마 Casinos 하남 출장마사지 and Slots in Casino. 경주 출장샵 View real-time reviews, list of casinos 군포 출장마사지 and see activity. Interactive Elements — What is the casino and what can 창원 출장마사지 I

    BalasHapus